Liputansumatera.com
Tegas dan Lugas
muba sejahtera

Keluhkan Limbah PT TEL, Warga 12 Desa Ancam Demo

MUARA ENIM, Liputansumatera.com – Pengelolaan limbah oleh perusahaan PT Tanjung Enim Lestari (TEL) kembali menjadi sorotan masyarakat. Buruknya penggelolaan limbah hasil produksi perusahaan penghasil kertas ini terungkap dalam rapat rencana aksi damai, yang dilakukan oleh 12 kepala desa bersama 12 BPD di Desa Banuayu, Kecamatan Empat Petulai Dangku, Kabupaten Muara Enim, Rabu (18/03/2021) sore.

“Aksi ini murni dari dan untuk masyarakat, karena sudah mengancam keselamatan masyarakat. Selama beroperasi lebih dari 20 tahun, pihak PT TEL tidak pernah melakukan normalisasi limbah miliknya,” jelas Harnison SE, selaku ketua aksi damai dari 12 desa dan 12 BPD. 

Dikatakanya, permasalahan tersebut sudah mereka sampaikan sejak September 2020 lalu. Namun hingga saat ini belum ada tindakan nyata dari pihak PT TEL, bahkan terkesan selalu menghindar.

Untuk itu, mereka sepakat akan melakukan aksi damai, pada Senin, 22 Maret 2021 nanti, jika hasil pertemuan besok (Hari ini, red) tidak ada keputusan dari pihak TEL.

Menurut pria yang juga menjabat Ketua Bumdes Banuayu tersebut, ada dua tuntutan yang harus dipenuhi dan dilaksanakan oleh PT TEL. Kedua tuntutan itu diantaranya adalah segera melakukan normalisasi limbah, dan mengembalikan tenaga kerja lokal seperti semula.

“Lakukan normalisasi dan kembalikan tenaga kerja lokal yang telah pensiun,” tandasnya, seraya menambahkan aksi dilakukan oleh 10 desa dari Kecamatan Empat Petulai Dangku, 1 desa dari Kecamatan Rambang Niru, dan 1 desa lagi dari Kecamatan Belimbing (Area Ring 1, 2, dan 3).

Disinggung terkait penyaluran dana CSR terhadap tanggung jawab social dan lingkungan atau TJSL dari PT TEL, dijelaskan Harnison, masih sangat minim. Bahkan, selama 1 tahun terakhir dari beberapa ajuan, pihaknya hanya mendapat 1 unit AC untuk kantor Bumdes.

“Alhamdulillah, semenjak ditunjuk jadi ketua Bumdes, dan 1 tahun mati-matian berusaha hanya dikasih 1 unit AC untuk kantor bumdes, dengan produksi 8 juta ton per tahun,” pungkasnya.

Dari pantauan, selain diikuti Kepala Desa Banuayu, Abdul Haris Nasution SH, rapat rencana aksi damai ini juga diikuti langsung oleh belasan kepala desa lainnya, dan 12 BPD dari 3 kecamatan di Muara Enim, Sumatera Selatan. (Red/ril)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.