Liputansumatera.com
Tegas dan Lugas
muba sejahtera

Harga Kedelai Naik, Ukuran Tempe Mengecil

BANYUASIN, Liputansumatera.com – Di tengah pandemi Covid-19 dan lesunya daya beli masyarakat, pengusaha tahu tempe di Kecamatan Betung Kabupaten Banyuasin harus tetap bertahan di tengah lonjakan harga kedelai saat ini.

Kenaikan harga kedelai berdampak terhadap masyarakat. Pasalnya, kedelai merupakan bahan dasar makanan yang cukup populer di berbagai kalangan masyarakat Indonesia.​ Produk dari kedelai kerap dijumpai dalam makanan sehari-hari, seperti tahu, tempe dan susu. Kenaikan kedelai dikeluhkan produsen sekaligus pengusaha tahu dan tempe termasuk konsumen.

Perajin tahu tempe di Kecamatan Betung Kabupaten Banyuasin mengaku, usahanya kian sulit. Sebagai pembuat tahu yang bergantung dari kedelai, nasibnya kini kian terjepit, pengusaha tahu-tempe mulai resah dengan naiknya harga kedelai. Harga kedelai yang terus merangkak naik akan mempengaruhi biaya produksi tempe, karena pendapatan dari penjualan tempe sudah tidak sesuai dengan harga di pasaran.

Salah satu warga Kelurahan Betung Kecamatan Betung Kabupaten Banyuasin H Slamet saat dikonfirmasi mengatakan, sebelumnya harga kedelai Rp. 7.100 perkilogram naik menjadi Rp. 11.000 perkilogram.

Terhadap kondisi itu, dia tak mampu berbuat banyak. Meski harga kedelai sudah naik, ia tetap mempertahankan harga jual tahu tempe buatannya.

“Sekarang ini tukang tempe hanya bisa bertahan, karena untuk memanjangkan modal dari pada modal mendap habis, ” Jelasnya, (17/3/2021).

H Slamet menjelaskan, dengan alasan Vandemi Covid-19 saat ini, menaikan harga jual akan berdampak turunya pembeli dipasaran,​ oleh karena itu dirinya mensiasati dengan memperkecil volume tempe tahu dari biasanya.

“Biasanya menggunakan plastik ukuran 7,7 sekarang 7 atau 6, dengan harga tetap Rp. 1.000 perpotong, ” Imbuhnya.

Terkait hal itu, Mila (34) warga Desa Bukit Kecamatan Betung mengeluh, kenaikan harga kedelai sudah barang tentu berimbas pada meningkatnya biaya produksi tempe dan tahu. “Harga bahan baku naik, otomatis biaya produksi juga naik. Kalau pedagang tidak menaikan harga, tentu pedagang akan mengecilkan volume tempe dan tahu yang ada dan berimbas pada kami sebagai pembeli, ” Pungkasnya. (Nov)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.