Liputansumatera.com
Tegas dan Lugas
muba sejahtera

Kegiatan Dinas DPMPTSP Muratara Tahun 2020 Diduga Mark UP dan Fiktif

MURATARA, Liputansumatera.com – Pemerintah Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) tahun 2020 menganggarkan dana sebesar Rp.1.613.601.014 untuk dinas DPMPTSP. Namun sangat disayangkan dana sebesar itu banyak terjadi dugaan penyelewengan, terutama oknum Kepala DPMPTSP Muratara Irawan Dwicahyadi baik kegiatan yang di Mark UP nya maupun yang Fiktip. Hal ini diungkapkan mantan sekretaris DPMPTSP Kabupaten Muratara Nafrizal didampingi Sri Harneti saat diwawancarai wartawan Jodanews.com, di ruang kerjanya yang baru, Senin ( 21/6/21 ).

Menurut Pengakuan Nafrizal, masalah kegiatan yang ada di dinas DPMPTSP tahun 2020 yang diduga banyak yang fiktif dan Mark UP yang dilakukan oleh oknum kepala dinas DPMPTSP seperti belanja pakaian kerja lapangan sebanyak 40 stel dengan nilai pagu Rp. 32.000.000. “Setau saya pengadaan pakaian kerja lapangan sebanyak 40 stel tersebut tidak pernah ada alias Fiktif, ” jelas Nafrizal.

Kemudian, belanja topi lapangan teknis dengan nilai pagu Rp. 6.000.000,- juga fiktif, pengadaan pakaian olah raga 50 stel dengan nilai pagu Rp.27.500.000,-

“Pengadan pakaian olah raga itu memang ada, tetapi saya cuma dikasih jaketnya saja. Yang namanya satu stel pakaian, itu harus lengkap dengan baju beserta celananya. kalau menurut saya, kegiatan pengadaan baju olahraga tersebut sudah di Mark UP harga,” Imbuhnya.

Selanjutnya, pengadaan pakaian khusus hari tertentu (baju batik) sebanyak 50 stel dengan nilai pagu Rp. 30.500.000. “Pengadaan baju batik ini juga hampir sama dengan pengadaan baju olah raga tadi, saya cuma di kasih bajunya saja, celananya tidak, kalau yang wanitanya dikasih baju panjang tidak beserta celananya. kegiatan ini juga diduga Mark UP harga,” Jelasnya lagi.

Masih menurut Nafrizal, penyediaan bahan logistik kantor sebesar Rp. 2.997.500,- juga fiktif, penyusunan profil penanaman modal buku peluang investasi dengan dana sebesar Rp. 32.500.000,- juga fiktif, penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja dengan nilai pagu Rp. 22.500.000,- ini juga fiktif, belanja modal peralatan dan mesin pengadaan stabilizer/stavol 1 Unit sebesar Rp. 197.500.000,-

“Pengadaan stabilizer stavol ini menurut saya fungsinya tidak ada untuk kantor, karena tegangan daya listrik di kantor juga stabil. Lihatlah saja barang yang sudah dibeli di tahun 2020, sampai sekarang stavol tersebut belum pernah di fungsikan sama sekali oleh dinas terkait. Diduga kegiatan ini juga di Mark UP harga,” Tambahnya. 

Lebih lanjut Nafrizal mengatakan, Selama dirinya menjabat sebagai Sekretaris hampir 1 tahun lebih di sana tidak difungsikan sama sekali dan juga tidak pernah dilibatkan sama sekali oleh kepala Dinas.

“Kepala dinas kami juga selama 1 tahun lebih tidak pernah masuk kantor,” Bebernya.

“Harapan kami, semoga kasus yang ada di Dinas DPMPTSP tahun kemarin (2020) cepat terungkap dan teratasi oleh Aparat Penegak Hukum, baik itu kejaksaan Lubuklinggau maupun dari pihak kepolisian Muratara,” pinta Nafrizal.

Sri Harneti menambahkan, selaku tim teknis dirinya tidak menerima pakaian kerja lapangan maupun topi di tahun 2020. Mengenai pengadaan stabilizer/stavol sepengetahuannya, bila ada belanja modal, harus ada dokumen pengadaan dari panitia pengadaan barang dan jasa, kemudian diperiksa oleh Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP) dan ada berita acara serah terima barang.

“Tapi setau saya PPHP dan bendahara barang belum pernah menanda tangani dokumen tersebut,” ucap Sri Harneti.

Terpisah, Sekretaris Daerah (Sekda) Muratara Alwi Roham saat di datangi Wartawan ini dikantornya, menurut staffnya bernama Fauzi mengatakan bapak lagi tidak ada di kantor. “Maaf, Bapak Sekdanya lagi tidak ada di tempat, bapak lagi keluar,” Ujar Fauzi.(SMSI/ril)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.