4 November 2025
Sektor minyak dan gas bumi (migas) merupakan salah satu pilar utama perekonomian di Indonesia, sebagai peran vital penghasil devisa negara dan pemasok kebutuhan energi domestik.
Dibalik operasi teknis yang kompleks pada industri minyak dan gas bumi (Migas), tersimpan potensi efek berganda (multiplier effect) bagi perekonomian Indonesia, khususnya pada daerah operasional, karena bukan hanya sebagai pendapatan negara, tetapi juga menjadi penggerak sektor perekonomian, menciptakan lapangan pekerjaan, mendorong pembangunan infrastruktur, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dampak Langsung dan Tidak Langsung
Multiplier effect hulu migas dapat dilihat melalui dua jalur utama :
1. Dampak Langsung, Industri hulu migas membutuhkan tenaga kerja lokal seperti ahli geologi, insinyur, teknisi, manajer proyek, tenaga kerja tetap, kontrak dan magang, yang kesemuanya secara langsung dapat meningkatkan pendapatan per kapita di daerah bersangkutan.
Industri hulu migas juga sebagai penyumbang penerimaan negara yang besar melalui Dana Bagi Hasil (DBH) migas, yang dapat digunakan pemerintah daerah untuk membiayai pembangunan dan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
2. Dampak Tidak Langsung (Efek Berganda), aktivitas hulu migas menstimulasi pertumbuhan industri pendukung, seperti penyedia jasa catering, transportasi logistik, akomodasi, bengkel, dan pemasok peralatan lokal.
Selain itu, melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) dan Dana Bagi Hasil (DBH), industri ini dapat membantu mendanai proyek pembangunan berkelanjutan, pendidikan, dan kesehatan masyarakat setempat, serta menciptakan ekosistem ekonomi baru yang menguntungkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) khususnya pada daerah operasional.
Beberapa contoh program dan kegiatan utama yang telah dilakukan oleh KKKS dalam hal ini oleh PT Medco E&P adalah :
1. Menggelar lomba dan pelatihan TOGA di desa-desa seperti Desa Lumpatan, untuk meningkatkan potensi ekonomi dan kemandirian masyarakat melalui budidaya tanaman obat.
2. Menyelenggarakan pelatihan untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) guna mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan kemandirian masyarakat di sekitar wilayah operasionalnya.
3. Medco E&P secara aktif menyalurkan bantuan, seperti paket beras, kepada warga yang terdampak bencana alam, contohnya saat terjadi banjir di Kecamatan Lais dan Kecamatan Sekayu,
4. dan beberapa kegiatan sosial lainnya yang secara keseluruhan, PT Medco E&P Indonesia berupaya memberikan nilai tambah dan mendukung kesejahteraan masyarakat di Musi Banyuasin melalui berbagai inisiatif sosial, ekonomi, dan lingkungan yang berkelanjutan.
Selain itu, kapasitas Nasional industri hulu minyak dan gas (migas) berperan penting dan strategis sebagai roda penggerak perekonomian nasional, secara aktif mendorong sekaligus memperkuat kapasitas nasional.
Industri hulu migas juga berperan penting dalam penguatan rantai pasok dan kapasitas nasional. Adanya kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mendorong pelaku usaha lokal untuk meningkatkan standar dan kualitas produk serta jasa mereka agar dapat bersaing dan memenuhi kebutuhan industri migas yang ketat.
Hal ini secara tidak langsung meningkatkan kompetensi sumber daya manusia dan daya saing industri dalam negeri secara keseluruhan.
Tantangan Terhadap Illegal Tapping dan Illegal Drilling Bagi Pemerataan Manfaat Terhadap Masyarakat.
Aktivitas illegal tapping dan illegal drilling di daerah penghasil industri hulu migas seperti di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), menimbulkan tantangan signifikan terhadap pemerataan manfaat bagi penduduk sekitar.
Kegiatan ilegal ini akan berdampak terhadap kerugian, baik dari sisi lingkungan, keamanan, kesehatan, maupun ekonomi, dibandingkan manfaat yang hanya dirasakan oleh segelintir pelaku.
Praktik ilegal tidak mengindahkan standar keamanan dan keselamatan kerja industri migas, sehingga sangat berisiko menyebabkan kebakaran, ledakan, dan korban jiwa, baik bagi pelaku maupun masyarakat sekitar, termasuk kerugian negara terhadap praktik Illegal Tapping, bahkan dapat dikatakan merampok potensi efek berganda tersebut.
Minyak yang diproduksi secara ilegal, tidak masuk dalam perhitungan produksi resmi (target lifting migas) dan tidak menghasilkan pendapatan bagi negara dalam bentuk pajak, royalti, atau mengurangi potensi dana bagi hasil migas yang seharusnya dapat digunakan untuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakat secara luas.
Pelaku cenderung fokus pada keuntungan finansial jangka pendek untuk pribadi dan kelompok, tanpa memikirkan dampak buruk jangka panjang terhadap lingkungan dan keberlanjutan sumber daya bagi generasi mendatang.
Contoh kasus pada Juli 2023 (24/07/2023), Kepolisian menangkap tiga pelaku pencurian minyak mentah dari pipa transfer milik PT Medco Energy di Desa Sepantan Jaya. Januari 2025 (22/01/2025), dugaan sabotase atau vandalisme menyebabkan kebocoran pipa ditiga titik di Desa Talang Akar, Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten PALI, Sumatera Selatan, yang berujung pada tumpahan minyak dan kebakaran.
Kurangnya sinergi antara pemerintah daerah, masyarakat, dan perusahaan migas dalam pemberdayaan usaha kecil menjadi salah satu penghambat optimalisasi efek berganda ini.
Efek berganda industri hulu migas adalah nyata dan vital bagi pembangunan ekonomi di Indonesia. Dengan pengelolaan yang tepat, transparansi dalam alokasi DBH, dan sinergi yang kuat antara berbagai pemangku kepentingan, industri hulu migas dapat menjadi motor penggerak yang efektif untuk pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional yang inklusif dan berkelanjutan.
Optimalisasi efek berganda ini bukan hanya tanggung jawab perusahaan migas, tetapi juga pemerintah daerah dan partisipasi aktif masyarakat setempat.
Untuk mengatasi tantangan dan optimalisasi efek berganda sekaligus mendorong pemerataan manfaat, diperlukan sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat, terutama dalam meminimalisir terhadap praktik Illegal Tapping dan Illegal Drilling. (red)

